Kripen Cekikan Jambakan PSHT

Table of Contents

Kripen Cekikan Jambakan PSHT

Di dunia persilatan, setiap gerak memiliki makna, dan setiap jurus menyimpan filosofi. Dalam ajaran Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT), “kripen”, “cekikan”, dan “jambakan” bukan sekadar rangkaian teknik beladiri, melainkan wujud kesadaran diri dalam menghadapi tekanan, bahaya, serta upaya menguasai emosi dan tubuh sendiri.

Melalui berbagai teknik cekikan depan, cekikan belakang, hingga jambakan, PSHT mengajarkan bagaimana kekuatan dan ketenangan bisa berjalan seiring. Pertahanan tidak hanya tentang menangkis, tetapi juga tentang memahami arah serangan dan mengembalikannya dengan kendali.

Gerakan Awal dan Prinsip Dasar Cekikan PSHT

Dalam setiap latihan, murid PSHT diajarkan untuk memahami niat dan arah serangan lawan. Gambar awal menunjukkan dua pesilat yang saling berhadapan. Satu bertindak sebagai penayang, dan satu lagi sebagai pembela.

Gerakan dimulai dengan memegang dan mengarahkan tangan lawan ke bahu, kemudian memutar tubuh untuk mengubah posisi dominasi. Prinsip utamanya adalah bukan melawan kekuatan dengan kekuatan, tetapi mengalir mengikuti gerakan lawan, lalu mengendalikannya.

“Gerakan awalan adalah kunci. Bukan untuk menyerang, tetapi untuk membaca pergerakan lawan.”

Teknik dasar cekikan depan PSHT untuk melepaskan kuncian lawan dengan putaran bahu

Cekikan Depan dengan Putaran dan Tekanan Sendi

Teknik cekikan depan menjadi dasar pembelajaran dalam menghadapi serangan langsung ke leher atau dada.

Langkahnya sederhana tetapi membutuhkan ketepatan. Pesilat memegang lengan kanan lawan dengan tangan kiri, memutar badan ke kiri, dan memberikan tekanan pada sendi siku lawan dengan tangan kanan. Gerakan ini memanfaatkan momentum serangan untuk mengunci dan mengendalikan posisi lawan.

Dalam filosofi PSHT, tenaga lawan menjadi tenaga kita. Teknik ini bukan sekadar pertahanan, tetapi transformasi dari tekanan menjadi kendali.

Latihan teknik cekikan depan PSHT dengan tekanan pada sendi siku lawan

Cekikan Belakang Sebagai Ujian Keteguhan dan Ketenangan

Serangan dari belakang sering kali menjadi ujian terbesar, karena refleks dan ketenangan diuji secara bersamaan.

Dalam cekikan belakang, pesilat PSHT diajarkan untuk memutar dengan cepat dan tajam, menurunkan pusat gravitasi, kemudian menahan lawan dengan posisi tubuh yang stabil.

Kunci teknik ini terletak pada kecepatan dan keseimbangan, bukan pada kekuatan semata.

“Jangan takut menghadapi lawan dari belakang. Karena keberanian tidak terletak pada serangan, tetapi pada kesiapan hati.”

Ilustrasi cekikan belakang PSHT untuk melatih refleks dan keseimbangan tubuh

Cekikan Belakang Lanjutan dengan Teknik Lipatan dan Penguncian

Pada tahap lanjutan, teknik cekikan belakang dikembangkan menjadi lipatan chokehold atau kuncian ganda.

Pesilat menggunakan kedua tangan untuk memegang tangan lawan, memasukkan kepala ke dada lawan, lalu memutar tubuh ke kanan hingga lawan kehilangan keseimbangan dan jatuh. Setelah itu, kaki disilangkan untuk memastikan kontrol penuh.

Gerakan ini mencerminkan filosofi PSHT, yaitu ketenangan di tengah lilitan kekuatan.

Tahapan cekikan belakang lanjutan PSHT dengan teknik lipatan dan kuncian ganda

Cekikan Dari Depan Sebagai Pertahanan Tubuh Atas

Teknik cekikan dari depan menuntut ketegasan dalam menghadapi tekanan langsung.

Sebelum cekikan mencapai tenggorokan, pesilat menekan tangan lawan ke bawah sambil melipat lengan sendiri agar tubuh lawan membungkuk. Setelah lawan kehilangan keseimbangan, lutut diarahkan ke ulu hati untuk mengakhiri ancaman secara cepat dan efisien.

Di sini, PSHT menanamkan nilai bahwa serangan tidak untuk membalas, tetapi untuk menenangkan.

Gerakan cekikan dari depan PSHT untuk pertahanan tubuh atas dan serangan balik

Variasi Cekikan Depan dengan Serangan Lanjut dan Pembalikan Siku

Pada variasi berikutnya, gerakan dikembangkan untuk situasi yang lebih dinamis.

Pesilat dapat mengalihkan serangan ke arah selangkangan, atau membenturkan kepala ke dagu lawan untuk menciptakan jarak aman. Setelah itu, tangan lawan diputar hingga siku terkunci, sehingga perlawanan dapat dihentikan tanpa kekerasan berlebihan.

“Kuncian bukan untuk menyakiti, tetapi untuk menghentikan dengan bijak.”

Variasi teknik cekikan depan PSHT dengan serangan lanjut dan pembalikan siku

Kombinasi Cekikan Depan dan Belakang dalam Dinamika Gerak Silat

Dalam situasi nyata, arah serangan tidak selalu dapat diprediksi. Oleh karena itu PSHT mengajarkan transisi antara cekikan depan dan belakang secara simultan.

Pesilat memegang bahu lawan, menggeser kaki ke belakang, hingga tubuh lawan mencondong ke depan. Saat momentum berpindah, pesilat menendang ke arah selangkangan, kemudian melempar lawan melewati kepala dengan rotasi tubuh.

Teknik ini adalah perpaduan antara kekuatan, keseimbangan, dan intuisi.

Kombinasi teknik cekikan depan dan belakang PSHT dalam dinamika gerak silat

Jambakan Sebagai Teknik Menguasai Serangan dari Atas Kepala

“Jambakan” adalah simbol kecermatan PSHT dalam mengatasi serangan yang memanfaatkan genggaman atau tarikan rambut.

Pesilat memegang tangan lawan di pergelangan, lalu menarik ke belakang dan ke bawah untuk menciptakan rasa sakit ringan yang memaksa lawan melepaskan cengkeraman. Gerakan ini sederhana namun efektif, dan mencerminkan semangat PSHT yaitu mengatasi kekerasan tanpa kebencian.

“Kekuatan sejati bukan pada genggaman, tetapi pada kendali.”

Teknik jambakan PSHT untuk melepaskan cengkeraman rambut lawan secara efektif

Penutup

Rangkaian Kripen, Cekikan, dan Jambakan PSHT bukan hanya materi teknik bela diri, tetapi juga perjalanan pengendalian diri. Dari setiap gerak, ada pelajaran tentang keseimbangan antara tenaga dan pikiran. Dari setiap kuncian, ada pesan tentang kasih dan ketegasan.

Inilah warisan PSHT, seni bela diri yang melatih bukan hanya tubuh, tetapi juga hati.

Post a Comment