Sang Mutiara Hidup Hakikat Kesadaran Ilahi dalam Ajaran SH Terate
Table of Contents
Sang Mutiara Hidup
Istilah Sang Mutiara Hidup termaktub dalam Mukadimah Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT) yang berbunyi:
“Setia Hati sadar dan meyakini akan hakiki hayati itu, dan akan mengajak serta para warganya menyingkap tabir atau tirai selubung hati nurani di mana Sang Mutiara Hidup bertahta.”
Kalimat ini menyimpan inti ajaran spiritual PSHT: bahwa manusia dipanggil untuk mengenal jati dirinya yang sejati, menyingkap lapisan ego dan kegelapan batin, hingga menemukan cahaya Ilahi yang bersemayam di lubuk hati, itulah Sang Mutiara Hidup.
Makna Filosofis Sang Mutiara Hidup
Mutiara tidak lahir di permukaan, tetapi di kedalaman laut, tersembunyi dan terbentuk dari proses panjang penderitaan serta tekanan. Demikian pula Sang Mutiara Hidup melambangkan kesucian dan keindahan jiwa manusia yang terpendam di balik tabir nafsu, keangkuhan, dan ketidaksadaran diri.
Dalam ajaran Setia Hati, mutiara adalah simbol dari kesadaran Ilahi dalam diri manusia, yaitu bagian terdalam dari kehidupan yang memancar dari Tuhan Yang Maha Esa. Mengenali Sang Mutiara Hidup berarti menemukan kembali asal usul keberadaan, yaitu jati diri sejati yang bersumber pada Causa Prima.
Sang Mutiara Hidup dalam Mukadimah PSHT
Dalam Mukadimah PSHT, Sang Mutiara Hidup menempati posisi puncak ajaran setelah kesadaran akan Causa Prima, sebagai simbol hakikat hidup yang tertinggi. Ia bukan sekadar konsep spiritual, melainkan tujuan perjalanan batin seorang warga PSHT, yaitu menemukan cahaya yang bertahta di hati.
Melalui keheningan, ketulusan, dan kesetiaan hati, setiap warga diajak untuk ngudi kasampurnan urip (mengejar kesempurnaan hidup). Proses menyingkap tirai hati nurani bukanlah perjalanan lahiriah, tetapi perjalanan sunyi menuju ruang batin tempat Sang Mutiara Hidup memancarkan sinarnya.
Proses Menyingkap Tabir Hati Nurani
Perjalanan menuju Sang Mutiara Hidup adalah perjalanan penyucian diri. Seorang Warga PSHT menempuhnya melalui pengendalian diri, laku tirakat, dan pembinaan budi pekerti. Pencak silat menjadi jalan lahir untuk melatih keseimbangan tubuh dan jiwa, sementara laku batin menjadi jalan untuk menemukan kesadaran sejati.
Menemukan Sang Mutiara Hidup bukanlah perkara mencari sesuatu di luar, melainkan membuka tabir dalam diri. Di sanalah suara hati (pancaran Causa Prima) berbisik lembut menuntun manusia kepada kebenaran sejati.
Hubungan antara Causa Prima dan Sang Mutiara Hidup
Causa Prima berarti sumber asal segala sesuatu. Ia adalah awal mula kehidupan, sebab dari segala sebab. Sementara Sang Mutiara Hidup adalah pantulan kesadaran dari sumber itu di dalam diri manusia.
Seperti cahaya matahari yang terpantul di permukaan air, Mutiara Hidup adalah cerminan kesadaran Ilahi dalam diri yang murni. Namun cahaya itu hanya tampak jika air hati jernih dan tidak keruh oleh hawa nafsu. Maka, Sang Mutiara Hidup tidak akan berkilau tanpa digosok, sebagaimana hati manusia yang harus ditempa oleh laku, kesabaran, dan pengabdian.
Makna dan Relevansi bagi Warga PSHT
Bagi warga PSHT, menemukan Sang Mutiara Hidup berarti menyadari nilai-nilai luhur organisasi: budi pekerti, kesetiaan hati, dan ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Ajaran ini bukan sekadar teori spiritual, tetapi pedoman moral yang hidup dalam sikap sehari-hari.
Warga yang telah menyentuh cahaya Sang Mutiara Hidup akan menjadi pribadi yang jernih pikirannya, lembut hatinya, dan bijak tindakannya. Ia tidak lagi digerakkan oleh ego, melainkan oleh cinta kasih dan keikhlasan dalam mengabdi kepada sesama.
Penutup
Sang Mutiara Hidup adalah lambang kesempurnaan batin, tujuan akhir dari perjalanan spiritual Setia Hati Terate. Ia mengajarkan bahwa sumber kebahagiaan, kebenaran, dan ketenteraman sejati bukanlah di luar diri, melainkan di dalam kesadaran hati yang suci.
“Barang siapa mampu menyingkap tirai hatinya, maka ia akan menemukan sinar Sang Mutiara Hidup, yaitu cahaya yang tidak datang dari luar, melainkan dari dalam dirinya sendiri.”



Post a Comment